Oleh SBS
Pendidikan di Finlandia dan Indonesia memiliki perbedaan yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk pendekatan kurikulum, metode pengajaran, filosofi pendidikan, dan struktur sistem pendidikan itu sendiri. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara model pendidikan Finlandia dan Indonesia:
1. Pendekatan Kurikulum dan Pembelajaran
- Finlandia:
- Di Finlandia, kurikulum sangat fleksibel dan berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Pembelajaran lebih berorientasi pada pemahaman dan penerapan konsep, bukan hanya menghafal informasi.
- Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran tematik sangat umum. Siswa sering bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah dunia nyata, yang memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih praktis dan kontekstual.
- Kurikulum di Finlandia juga mengutamakan keseimbangan antara waktu belajar di kelas dan kegiatan luar kelas, serta mendorong pengembangan minat dan bakat siswa.
- Indonesia:
- Di Indonesia, kurikulum cenderung lebih terstruktur dan berfokus pada pencapaian standar akademik tertentu. Pelajaran seringkali disampaikan dalam bentuk ceramah, dengan penekanan pada hafalan dan ujian.
- Pembelajaran di Indonesia sering kali berbasis mata pelajaran yang terpisah, meskipun ada upaya untuk mengintegrasikan pembelajaran antar mata pelajaran, seperti yang terlihat pada Kurikulum Merdeka.
- Pembelajaran masih sangat bergantung pada buku teks, dengan sedikit ruang untuk eksperimen atau pembelajaran berbasis proyek.
2. Metode Pengajaran dan Evaluasi
- Finlandia:
- Pengajaran di Finlandia lebih berfokus pada proses daripada hasil. Guru di Finlandia diberi kebebasan untuk merancang pendekatan mereka sendiri dalam mengajar, sesuai dengan kebutuhan siswa.
- Evaluasi di Finlandia lebih bersifat formatif, yang berarti lebih menekankan pada umpan balik untuk pengembangan siswa daripada ujian besar yang menentukan nilai akhir.
- Tidak ada ujian nasional di tingkat dasar dan menengah, dan siswa di Finlandia tidak diwajibkan untuk mengikuti ujian besar sampai tingkat pendidikan tinggi.
- Indonesia:
- Di Indonesia, pengajaran cenderung lebih terpusat pada pengajaran langsung dan pembelajaran berbasis teks. Pendekatan ini lebih terstandarisasi dan berbasis pada ujian.
- Evaluasi di Indonesia sering berbentuk ujian tertulis yang menguji pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan. Ujian Nasional (UN) dan ujian sekolah merupakan bagian besar dari sistem evaluasi di Indonesia.
- Penilaian lebih menekankan pada angka atau nilai, dan seringkali ujian akhir menjadi penentu kelulusan.
3. Peran Guru
- Finlandia:
- Guru di Finlandia sangat dihargai dan dipandang sebagai profesional yang sangat terlatih. Semua guru di Finlandia harus memiliki gelar master di bidang pendidikan, yang mencakup pelatihan dalam pedagogi, psikologi, dan konten spesifik bidang mereka.
- Guru di Finlandia diberi kebebasan untuk merancang dan mengadaptasi metode pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan siswa. Mereka juga diberi waktu untuk bekerja sama dengan rekan sejawat dalam merencanakan pelajaran dan mengevaluasi kemajuan siswa.
- Indonesia:
- Guru di Indonesia memiliki beban tugas yang lebih berat, dengan banyaknya kurikulum yang harus diikuti dan target yang harus dicapai. Di beberapa daerah, pelatihan untuk guru masih terbatas, meskipun ada program pelatihan berkelanjutan.
- Penghargaan terhadap profesi guru di Indonesia tidak sebesar di Finlandia, meskipun ada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualifikasi guru melalui berbagai kebijakan dan program pelatihan.
4. Filosofi Pendidikan
- Finlandia:
- Sistem pendidikan Finlandia didasarkan pada prinsip kesetaraan dan akses yang setara untuk semua siswa. Semua anak, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi, mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi yang sama.
- Pendidikan Finlandia mengutamakan keseimbangan antara akademik dan pengembangan karakter, serta kesejahteraan emosional dan sosial siswa. Stres dan tekanan dalam belajar diminimalkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung.
- Indonesia:
- Di Indonesia, meskipun ada upaya untuk menciptakan sistem yang inklusif dan adil, ketimpangan antara sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi masalah besar. Kualitas pendidikan bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi dan sumber daya yang tersedia.
- Pendidikan di Indonesia cenderung lebih menekankan pada pencapaian akademik dan keberhasilan ujian, yang kadang-kadang mengabaikan kesejahteraan mental dan emosional siswa.
5. Waktu Belajar dan Beban Tugas
- Finlandia:
- Di Finlandia, siswa umumnya memiliki hari sekolah yang lebih pendek, dengan lebih banyak waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, dan istirahat. Finlandia menganggap waktu luang dan rekreasi sebagai bagian penting dari perkembangan anak.
- Beban tugas rumah juga relatif ringan, dengan penekanan pada pembelajaran di sekolah dan diskusi aktif di kelas.
- Indonesia:
- Di Indonesia, hari sekolah sering lebih panjang dan siswa memiliki lebih banyak tugas rumah. Beban tugas seringkali sangat besar, terutama menjelang ujian atau ujian nasional.
- Kegiatan ekstrakurikuler ada, tetapi seringkali terbatas karena banyaknya waktu yang dihabiskan untuk belajar akademik.
6. Infrastruktur dan Sumber Daya
- Finlandia:
- Sekolah-sekolah di Finlandia umumnya memiliki fasilitas yang sangat baik dan didukung oleh teknologi terbaru. Ada akses yang baik untuk sumber daya pembelajaran yang mendukung pendekatan modern dan inovatif.
- Finlandia juga memiliki program pemberian makan siang gratis untuk semua siswa, yang bertujuan untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental mereka.
- Indonesia:
- Tergantung pada lokasi, kualitas infrastruktur pendidikan di Indonesia bisa sangat bervariasi. Sekolah-sekolah di daerah perkotaan mungkin lebih dilengkapi dengan fasilitas modern, sementara sekolah di daerah pedesaan sering menghadapi tantangan besar dalam hal sumber daya, fasilitas, dan teknologi.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, model pendidikan Finlandia lebih mengutamakan kesetaraan, pengembangan karakter, dan kesejahteraan siswa, dengan pendekatan yang lebih santai dan berbasis proyek. Di sisi lain, pendidikan di Indonesia cenderung lebih terfokus pada pencapaian akademik dan ujian, dengan struktur yang lebih ketat dan standar yang lebih tinggi untuk penilaian. Meskipun ada banyak tantangan, Indonesia telah berupaya untuk memperbaiki dan menyesuaikan sistem pendidikannya agar lebih relevan dan inklusif untuk kebutuhan zaman.
Comments
Post a Comment